Tinggal menghitung bulan saja, bangsa
Indonesia kita tercinta ini akan melaksanakan pesta demokrasi kembali. Dimana
dalam pesta demokrasi tersebut adalah kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia
untuk mengaspirasikan pendapat dan suaranya, walau dalam waktu yang singkat,
mungkin hanya 5-15 menit saja. Namun dalam keputusan yang mereka ambil dalam
waktu 5-15 menit itu akan menentukan kehidupan mereka dalam jangka waktu 5
tahun ke depan. Luar biasa J
Tak dapat dipungkiri lagi, mayoritas
masyarakat Indonesia sudah jenuh dan bosan dengan adanya pemilu atau pemilihan
wakil-wakil mereka di “kursi empuk” sana. Karena tak banyak perubahan yang signifikan dalam
kehidupan masyarakat disaat mereka (para pejabat)
yang telah masyarakat pilih
“mengingkari” janji-janji mereka saat kampanye. Hanya bualan manis semata agar
masyarakat segan dan memilih dia untuk menjadi wakilnya. Namun nyatanya setelah
mereka menikmati jabatan dan status sosialnya, mereka hanya berfikir lebih
untuk kesejahteraan para pegawai sesamanya dan kemakmuran keluarganya semata.
Masyarakat sebenarnya sudah lelah dengan
keadaan seperti ini. Namun harus bagaimana lagi ? itulah sistem yang dianut
oleh Bangsa Indonesia, sistem demokrasi.
Dari hal diatas, kecenderungan masyarakat
menjadi enggan untuk menggunakan hak suara mereka ketika pesta demokrasi
dilaksanakan. Mereka lebih memilih untuk kerja, karena berfikir hanya
membuang-buang waktu saja ketika harus nyoblos dan nyatanya kehidupan mereka
pun tidak berubah. Dan ketika akhirnya mereka menggunakan hak pilih mereka,
itupun lebih sering karena ada “Money Politic”, katanya c... “Gak ada uang, ya
gak nyoblos !”. sungguh ironis, tapi begitulah keadaan Indonesia tercinta kita
ini.
Nah, sebelum pesta demokrasi benar-benar
terlaksana pada tanggal 9 April 2014 (DPR, DPRD, dan DPD) kita sebagai kaula
muda punya PR besar yaitu bagaimana agar partisipasi masyarakat dalam pemilu
tersebut meningkat. Karena dari tahun ke tahun prosentase partisipasi masyarakat
dalam pemilu cenderung menurun. Apalagi saat kemarin Pilgub Jateng, di Kota
Pekalongan hanya 40% saja yang berpartisipasi, tidak ada setengahnya dari
keseluruhan warga Kota Pekalongan. Ckckck
Masyarrakat harus tau, mereka harus bisa
berfikir positif dan mengetahui apa – apa saja manfaat dari sistem demokrasi
yang dianut oleh Bangsa Indonesia ini. Mereka juga perlu tau, perbedaan
demokrasi dengan sistem yang lain.
Ada beberapa manfaat atau sisi positif dari
sistem demokrasi, diantaranya :
- rakyat bebas mengeluarkan
aspirasi sebab ada undang-undang yang melindunginya
- melatih rakyat untuk
menyelesaikan masalah dengan musyawarah
- kekuasaan ada ditangan
rakyat,, jadi tidak ada pemimpin yang sewenang-wenang /ototriter. Rakyat
bebas menentukan nasib mereka sesuai pilihan mereka
- pemerintahan lebih
terbuka
- setiap orang punya
kesempatan untuk jadi pemimpin negara, tidak harus dari kalangan menengah
ke atas
Dari beberapa
dampak positif tersebut harusnya bisa sedikit menggerakkan hati
masyarakat untuk menentukan hidup mereka sendiri nantinya.
Kemudian,
jika dibandingkan dengan Negara Mesir
atau Irak yang saat ini masih ribut –
ribut perang dan banyak berbagai masalah, mungkin kita akan lebih memilih
sistem demokrasi kita ini. Karena di negara sana, terjadi masalah seperti itu
karena akan digantikannya pemimpin negara mereka. Dan pergantian pemimpin
negara disana bukan melalui pemilu, tapi dengan sistem kerajaan atau monarchi.
Begitulah kiranya dampak yang ada.
Untuk
pesta demokrasi tahun ini, pemerintah mengadakan pembentukan tim Relasi
(Relawan Demokrasi). Relawan demokrasi mempunyai tugas mensosialisasikan
hal-hal yang berhubungan dengan pemilu, agar partisipasi masyarakat dalam
pemilu tersebut meningkat. Orang-orang yang tergabung dalam Relasi pun harus
netral Politik, karena jika mereka tergabung dalam suatu partai politik, bisa jadi mereka nantinya malah akan
berkampanye untuk partai politiknya
sendiri.. J
Di
Pekalongan telah dibentuk Relasi dari berbagai
element ormas-ormas Kota Pekalongan, salah satunya adalah IPPNU.
Kini,
IPPNU Kota Pekalongan mempunyai peran dan PR untuk membuat masyarakat Kota
Pekalongan khususnya, agar mereka berpartisipasi aktif dalam pemilu nanti.
Rencana
sosialisasi akan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan TURBA ke
ranting-ranting di daerah Kota Pekalongan, sebagai selingan untuk pengisian
materi. Dan masih dalam wacana, ingin mengadakan seminar “Pemilih Pemula kudu
jadi Pemilih yang Cerdas”,,, semoga terealisasi. Amin...
Nah,
ayok kawan bareng-bareng kita bangkitkan gairah masyarakat Indonesia untuk
berpartisipasi dalam pesta demokrasi. Karena suara kita akan menentukan nasib
kita sendiri, dan jadilah pemilih yang cerdas. Yang tepat dalam memilih
wakil-wakil kita di kursi empuk sana.
Cobalah
untuk selalu berfikir positif untuk kemajuan bangsa Indonesia kita tercinta
ini.
Salam
Belajar , Berjuang dan Bertaqwa. . .
0 komentar:
Posting Komentar